Tuesday, 20 February 2018
Friday, 16 February 2018
Makalah Landasan Pendidikan
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, kita
mohon perlindungan dari keburukan jiwa dan amal perbuatan kepada nya dan hanya
memohon ampun kepadaNya.
Kebodohan, keterbelakangan dan
kemiskinan merupakan penyakit kronis yang harus di perangi, tentu saja kita
tidak harus menggunakan pedang untuk melawan penyakit tersebut senjata yang
kita butuhkan adalah penggalian dan peningkatan sumber daya manusia melalui
pendidikan.
Pendidikan merupakan tema sentral
pembangunan, agar tatanan dunia baru yang penuh rahmat dan kemajuan dapat kita
raih; artinya melalui Pendidikan itu harus lahir manusia-manusia berkualitas
baik lahir maupun batin.
Penyusun
A. PENDAHULUAN
1. Latar Bekalang
Masalah
Jika kita menanggapi pertanyaan tentang
landasan pendidikan yang terbesit dalam benak kita adalah mungkin jawaban yang
tidak sederhana namun dikalangan pakar pendidikan, masalah pendidikan merupakan
masalah yang sangat berarti, karena itu berbagai pendapat tentang pendidikan
bermunculan.
Landasan pendidikan mempunyai arti
seperangkat asumsi yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan
B. PEMBAHASAN
LANDASAN PENDIDIKAN
1. PENGERTIAN
LANDASAN PENDIDIKAN
Menurut sifat wujudnya di bedakan adanya
dua jenis landasan yaitu : (1) Landasan yang bersifat material (2) Landasan
yang bersifat konseptual contoh landasan
yang bersifat material : landasan pacu pesawat terbang , pondasi bangunan gedung, dan sebaginya adapun contoh
yang bersipat konseptual : Dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 ; landasan Pendidikan dan Sebaginnya.
Landasan pendidikan tergolong kedalam jenis
landasan yang bersipat Konseptual : Landasan
yang bersipat konseptual pada dasarnya identik dengan asumsi. Di dalam
Encarta Dictionory Tools (2003) di jelaskan , bahwa asumsi adalah sesuatu yang
di jadikan titik tolak : sesuatu yang di yakini benar tanpa pembuktian sesuatu
yang di yakini benar tanpa pembuktian tersebut dapat berupa ide atau gagasan,
kepercayaan (misal : Kepercayaan akan kebenaran suatu ajaran agama), hukum atau
aturan. Adapun sesuatu yang di yakini benar tanpa pembuktian tersebut di
jadikan orang sebagai tolak dalam rangka berfikir (melakukan suatu studi) dan
atau dalam rangka bertindak (melakukan
suatu peraktek). Dengan demikian dapat di pahami bahwa asumsi adalah suatu yang
sudah dianggap benar tanpa perlu pembuktian lagi.
Studi Pendidikan dan Praktek
Pendidikan .
Studi Pendidikan dan Praktek Pendidikan
merupakan dua bentuk kebiasaan yang berbeda, tetapi kedua bentuk kegiatan tersebut
hakikatnya mesti terdapat dalam hal pendidikan. Studi Pendidikan adalah
kegiatan seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk memahami system
konsep pendidikan contoh : mahasiswa jurusan tarbiyah sedang membaca modul
landasan Pendidikan, sekelompok guru Madrasah Ibtidaiyah sedang mengikuti
seminar dengan Tema “Peningkatan Kualitas Pendidikan dalam Menyongsong Era
Globalisasi”, dan sebaginnya sedang kan Praktek
Pendidikan adalah kegiatan bersama yang dilakukan pendidik dan peserta
didik dengan tujuan agar peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang di
harapakan contoh : ibu Ina sedang melatih para siswanya agar dapat memecahkan
soal-soal Matematika, Pak Hilmy sedang membimbing Santrinya belajar membaca
Al-Qur’an dan sebaginnya.
Berkenaan dengan bentuk kegiatan studi
dan praktek pendidikan ini Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa : Meskipun antara
praktek pendidikan dan studi pendidikan terdapat hubungan komplementer atau
hubungan saling melengkapi (Odang Muchtar, 1991 : 12)
Landasan Pendidikan
Bahwa dalam pendidikan mesti terdapat
momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan melalui studi pendidikan
kita akan memeperoleh pemahaman tentang berbagai asumsi yang dapat di jadikan
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan selain itu, berbagai asumsi sebagai
hasil studi pendidikan tersebut juga dapat dijadikan titik tolak dalam rangka
studi pendidikan lebih lanjut.
2. JEIS-JENIS
LANDASAN PENDIDIKAN
Asumsi
yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan sesungguhnya berasal dari berbagai
sumber. Asumsi-asumsi yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan itu dapat
bersumber dari agama, Filsafat, Ilmu dan Hukum atau Yuridis berdasarkan
sumbernya jenis landasan pendidikan dapat di identikfikasi dan di kelompokan
menjadi empat jenis yaitu :
1)
Landasan
Religius Pendidikan
2)
Landasan
Filosofis Pendidikan
3)
Landasan Ilmiah
Pendidikan
4)
Landasan Hukum
/Landasan Yuridis Pendidikan
Landasan Rligius Pendidikan
landasan religius pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang di jadikan titik tolak
dalam pendidikan contoh : “Carilah Ilmu sejak dari buaian hingga masuk liang
lahat (hingga meninggal dunia) : menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap
muslim” (Al-Hadits). Bertitik tolak pada hadits tadi maka bagi setiap muslim
bahawa belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu
kewajiban.
Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan
Filosofis Pendidikan adalah asumsi-asumi
yang bersumber dari Filsafat yang menjadi titik tolak Pendidikan.
Landasan Ilmiah Pendidikan
Landasan Ilmiah Pendidikan adalah
asumsi-asumsi yang bersumber dari di siplin ilmu tertentu yang menjadi titik
tolak dalam pendidikan.
Landasan Hukum/Landasan Yuridis
Pendidikan
Landasan Hukum/Landasan Yuridis
Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku
C. KESIMPULAN
1.
Pengertian Landasan Pendidikan
Landasan
Pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tokal dalam
pendidikan
2.
Jenis landasarn
Pendidikan di definisikan dan di
kelompokan menjadi empat jenis Yaitu :
1)
Landasan
religious Pendidikan
2)
Landasan
Filosofis Pendidikan
3)
Landasan Ilm,iah
Pndidikan
4)
Landasan
Hukum/Landasan Yuridis Pendidikan
DAFTAR
PUSTAKA
1. Drs.
Tatang Syarifudin, M.Pd. landasan Pendidikan : Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia
Friday, 6 November 2015
contoh soal UKG bahasa Indonesia untuk SMP/MTS
contoh soal UKG bahasa Indonesia untuk SMP/MTS
semoga bermanfaat.
Uji Kompetensi Guru disingkat UKG adalah sebuah kegiatan Ujian untuk mengukur kompetensi dasar tentang bidang studi (subject matter) dan pedagogik dalam domain content Guru. Kompetensi dasar bidang studi yang diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik) dan sesuai dengan kualifikasi akademik guru (bagi guru yang belum bersertifikat pendidik). Kompetensi pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas.
Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan dalam penguasaan kompetensi yang disyaratkan. Untuk mengetahui kondisi penguasaan kompetensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru. Uji kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta penguasaan kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output UKG difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional.
UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun bukan PNS. Pelaksanaan UKG melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme pelaksanaan UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap tentang mekanisme pelaksanaan UKG.
berikut contoh soal UKG untuk guru mapel bahasa Indonesia SMP/MTS Beserta kunci dan pembahasannya. download disinisemoga bermanfaat.
Saturday, 3 October 2015
CARA MENGATUR MARGIN KERTAS DI MS. WORD UNTUK PEMBUATAN MAKALAH
Mengatur Ukuran Margin, Kertas, Font Makalah Dengan Benar
Dalam pembuatan makalah haruslah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Karena makalah adalah karya tulis yang bentuknya formal. Oleh karena itu kita harus membuatnya sesuai aturan-aturan yang berlaku dalam karya tulisa ilmiah. Dalam beberapa kasus ternyata masih banyak yang bingung bagaimana cara mengatur ukuran kertas, spasi, huruf dan margin pada mikrosof word dengan benar terutama pada mahasiswa atau siswa baru yang pertama kali membuat makalah. Dan kebetulan pada kali ini saya akan membahas cara mengatur ukuran margin, kertas, font makalah dengan benar. Silahkan baca terus tulisan ini untuk tatacara mengaturnya sampai selesai.
Sebelum kita lanjut ke cara mengatur ukuran margin, kertas, font makalah alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat makalah yang baik dan benar. Ternyata ada beberapa struktur atau elemen-elemen penting yang harus kita perhatikan yaitu sebagai berikut.
Elemen dasar sebuah makalah:
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I : Pendahuluan
5. Bab II : Isi
6. Bab II : Penutup
7. Daftar Pustaka
Setelah memperhatikan elemen-elemen penting diatas yang menjadi bagian-bagian dari sebuah makalah sekarang barulah kita akan lanjut ke cara mengatur ukuran margin, kertas yang digunakan, ukuran font, tulisan yang digunakan serta spasi.
Mengatur Ukuran Margin, Kertas, Font Makalah Dengan Benar:
1. Mengatur margin, untuk mengatur margin dari sebuah makalah bisa menggunakan format 4 4 3 3 dengan satuan cm. Berhubungan satuan defaultnya adalah inci maka anda harus mengubahnya dulu ke bentuk cm dengan cara : Klik Star -> Office Button -> Words Option -> Advanced -> Display -> Ok.
Setelah mengubah satuan ke cm sekarang baru mengatur ukuran margin : klik Page Layout -> pilih Margin -> Custom Margins. Setelah itu atur margin dengan ketentuan :Top = 4, Left = 4, Botton = 3, Right = 3. Lalu klik Ok.
2. Sekarang mengatur ukuran kertas. Kertas yang digunakan adalah A4, untuk cara mengubahnya : klik Page layout -> Size -> A4.
3. Mengatur font (tulisan). Jenis tulisan yang digunakan adalah Times New Roman,dengan ukuran font 12. Bisa dengan mudah mengaturnya melalui tab Home.
4. Mengatur spasi. Spasi yang digunakan adalah 1.5. Untuk mengaturnya pada tab Home lihat bagian Paragraph klik Line Spacing. Sperti contoh gambar dibawah ini.
Sekarang silahkan memulai ketik makalah anda. Jika sebelumnya makalah anda sudah ada dan ingin mengatur ukuran margin, kertas dan font cukup edit dengan cara blok semua tulisan yang ada dan lakukan perintah diatas. Dengan mengatur ukuran margin, kertas, font dan spasi berarti makalah anda sudah memenuhi kriteria aturan dalam penulisan karya ilmiah.
Demikianlah artikel mengenai cara mengatur ukuran kertas, font, dan margin makalah pada mikrosof word dengan baik dan benar. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa baru maupun yang lama. Sekian, terima kasih.
Monday, 28 September 2015
MAKALAH PENGARUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK PADA KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Manusia pada dasamya adalah makhluk
budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan
diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan
alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai
makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan
dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya. Manusia
diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah SWT.
Al-Qur’an menerangkan bahwa manusia berasal
tanah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya,
al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya
dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang
mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses
penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum. Perbedaan
pendapat tentang apakah Adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung
atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena
masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang,
jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang
status dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Qur’an cukup lengkap
dalam memberikan informasi tentang itu.
B. Sistematika Penulisan
Pada
makalah ini akan menjelaskan di mulai dengan bab I pendahuluan, meliputi latar
belakang, bab II pembahasan, meliputi definisi orang tua, fungsi orang tua
dalam keluarga, definisi pendidikan akhlak, definisi keluarga, proses
pendidikan dalam keluarga. Bab III penutup meliputi kesimpulan, saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
AKHLAK ANAK PADA KELUARGA
A. Definisi Orang Tua
Orang Tua adalah komponen keluarga yang
terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil
dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga,
orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak karena itu, dari merekalah
mula-mula menerima pendidikan. Jelas bahwa bentuk pertama dari pendidikan
adalah terdapat dalam kehidupan keluarga karena pada umumnya pendidikan dalam keluarga
merupakan pendidikan secara kodrati sehingga
ada pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi atau timbal balik antara orang
tua dan anak. Orang tua memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
anak-anaknya dalam keluarga.
Setiap orang mempunyai bermacam-macam peranan
dalam hidupnya antara lain peranan sebagai orang tua mempunyai tiga peranan terhadap
anak diantaranya :
1.
Merawat fisik anak, agar anak tumbuh berkembang
dan sehat
2. Proses
sosialisasi, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (Keluarga,
masyarakat dan kebudayaan)
3. Kesejahtreaan
fisiologis dan emosional dari anak[1]
Keluarga merupakan suatu sistem dinamis
dari interaksi anggota dengan kebutuhannya masing-masing. Dan masalah yang di
rasakan oleh adalah seorang anggota keluarga akan mempunyai dampak terhadap kesaluruhan
sistem tersabut.
Dalam keluarga sebagai sistem dinamis,
maka anggota keluarga akan saling berinteraksi mempengaruhi antar satu sama
lainnya. Tidak hanya orang tua yang mrepunyai pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan
anak, akan tetapi sebaliknya, orang tuapun akan di pengaruhi olah sifat, sikap
dan perilaku anak.
1.
Ciri-ciri orang tua
a.
Usia
b.
Pendidikan
c.
Taraf spsial, akonomi
d.
Kepribadian dsb.
Jelas bahwa pengaruh orang tua sangat besar
terhadap anak-anaknya terutama dari segi pendidikan, karena pendidikan merupakan
faktor utama yang harus di miliki orang tua, terutama dalam pendidikan agama.
Untuk itu orang tua harus melatih dan mengajar anak-anaknya berbagi keterampilan
dan ilmu pengetahuan yang di milikinya dengan cara, pada mulanya meniru dan
mengalaminya dengan cara berangsur-angsur serta dengan cara latihan-latihan.
B. Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga
Keluarga dapat pula dikatakan sebagai
suatu masyarakat yang memiliki skope yang kecil karena didalam keluarga yang terdiri
ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya, yang rnemiliki watak, tingkah laku yang berbeda-beda,
sehingga menjadi suatu gambaran yang dapat dilihat dan dialami oleh anggota keluarga
apabila telah terjun didalam masyarakat yang lebih luas lagi.
Didalam keluarga anak pertama kali belajar
dan mengenali watak manusia satu persatu sehingga nantinya kita dengan mudah beradaptasi
dengan masyarakat. Adapun fungsi oragtua dalam keluarga, sebagaimana dijelaskan
Nur Uhbiyati :
a.
Memahami Aspek Paedagogis
Dalam
aspek ini "Manusia sebagai educadum"[2]
yakni makhluk yang memerlukan pendidikan yang mempunyai potensi yang dimilikinya
mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan dengan kemampuan
yang dimilikinya.
b.
Memahami Aspek Sosial dan Kultural
Pada
prinsipnya manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemauan dasar untuk hidup
dimasyarakat yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbale balik dan
saling pengaruh dan mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
C. Definisi Pendidikan Akhlak
Menurut susunan kalimatnya "pendidikan
akhlaq” terdiri dari dua kata yang berbeda artinya, yakni penidikan dan akhlaq.
Agar memiliki satu kesatuan pengertian yang akurat.
1. Pendidikan
Para ahli mendefinisikan pendidikan
dengan banyak perbedaan, antara lain:
a. Langeveld,
mendidik adalah mempegaruhi anak dalam usaha dalam membimbingnya supaya menjadi
dewasa usaha membimbing adalah yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja
b. Hoogueld,
mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap dalam menyelengarakan tugas
hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
c. Ki
Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
d. GBHN,
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadaian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Sedangkan Ahmad D. Marimba, menjelaskan
"pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama".
"Pendidikan adalah pimpinan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhan
(jasmani dan rohani) agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat".
Adapun unsur-unsur kependidikan diantaran :
a. Usaha
(kegiatan), usaha tersebut bersifat bimbingan (pembinaan atau pertolongan) yang di lakukan secara sadar.
b. Ada
pendidik, atau pembimbing atau penolong.
c. Ada
yang di didik atau terdidik.
d. Bimbingan
mempunyai dasar dan tujuan.
e. Dalam
usaha itu tentu ada alat-a1at yang di gunakan.
2. Akhlak
Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber
dari dorongan jiwa, yang melahirkan perbuatan manusia yang bersumber dari kekuatan
batin yang di miliki oleh setiap manusia, seperti :
a.
Tabiat (pembawaan)
b.
Akal pikiran
c.
Hati nurani
Jadi pendidikan akhlak adalah segala perbuatan
dan tingkah laku yang baik dan di ridhoi oleh Allah dan pemahaman terhadap
akhlak berarti bahwa segala sesuatu yang sudah jelas baiknya dan pentingnya di
miliki oleh setiap orang.
D. Definisi Keluarg
Membahas tentang pendidikan keluarga (pendidikan
informal) maka sudah pasti ayah ibu menjadi keluarga inti yang bertanggung
jawab pendidikannya Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati
dalam bukunya mengatakan "bahwa keluarga adalah suatu bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terkait oleh suatu keturunan, yakni kesatuan
antara ayah, ibu dan anak yang mempunyai kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan
masyarakat[3].Keluarga sebagai salah satu dari
lingkungan yang paling berpengaruh atas jiwa anak, sehingga dalam keluarga
inilah anak pertama kali mendapat bimbingan dan didikan.
E. Proses Pendidikan dalam Keluarga
Dengan kebijakan tanpa batas umur dan
batas waktu untuk belajar (sekolah), maka mendorong supaya setiap pribadi subjek
yang bertanggung jawab atas pendidjkan diri sendiri menyadaari bahwa :
1. Proses
waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan hingga manusia meninggal, masa ini berarti pula
memberikan tanggung jawab paedagogis-psikologis kepada orang tua, lebih-lebih
ibu yang mengandung untuk membina kandungannya secara fisik psikio-fisis yang
ideal.
2. Bahwa
untuk belajar, tiada batas waktu, artinya tidak ada istilah
"terlambat" atau "terlalu dini" untuk belajar ini berarti
pula tidak ada konsep bahwa "terlalu tua" untuk belajar.
3. Belajar
untuk mendidik diri sendiri adalah alamiah sebagai bagian integral atau merupakan
totalitas kehidupan.
Proses ini terjadi sepanjang kehidupan
manusia karena pendidikan adalah kegiatan sepanjang hayat dilakukan saat
seseorang menduduki bangku sekolah, namun sejak ia dilahirkan hingga ia
menghadap Allah SWT. Dalam hal ini keluarga sebagai lingkungan pertama bagi
anak-anaknya yang memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan proses
pendidikan agar terwujud seorang pemimpin yang handal.
Keluarga memiliki tanggungjawab besar
dalam mencetak anak-anaknya melakukan pembinaan, kepribadian, meletalkan
penguasa dasar-dasar islam melalui pengajaran dan pengalaman hidup sehari-hari
dan dipengaruh oleh sumber belajar yang ada dikeluarga, utamanya orangtua,
keluarga adalah institusi pertama yang menjadi peletak pondasi kepribadian
anak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya ialah :
1. Peranan
orangtua dalam pendidikan akhlak anak terhadap keluarga memegang peranan penting
dan sangat berpengamh terhadap pendidikan akhlak anak dalam keluarga, karena orangtua
merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Secara garis besar peran orang
tua mempunyai tiga peran diantaranya adalah :
a.
Merawat fisik anak
b.
Proses sosialisasi anak
c.
Kesejahteraan fisiologis dan emosional
anak
Sebagaimana
hasil penelitian yang menunjukan nilai sebesar = 0,574. Nilai tersebut berada
diatas tarap interval kepercayaan 95% sebesar 0,330.
2. Hasil
penelitian bahwa anak atau siswa memiliki akhlak yang baik, semua ini bisa
dilihat dari jawaban angket, misalnya anak selalu melaksanakan shalat, mengaji,
berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah dan tidak menolak perintah
orang tua,
3. Hubungan
antar orang tua dengan anak sangat erta tapi semua itu tergantung kepada kebutuhan
dan komunikasi antara keluarga.
Subscribe to:
Posts (Atom)