BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Manusia pada dasamya adalah makhluk
budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan
diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan
alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai
makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan
dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya. Manusia
diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah SWT.
Al-Qur’an menerangkan bahwa manusia berasal
tanah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya,
al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya
dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang
mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses
penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum. Perbedaan
pendapat tentang apakah Adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung
atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena
masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang,
jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang
status dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Qur’an cukup lengkap
dalam memberikan informasi tentang itu.
B. Sistematika Penulisan
Pada
makalah ini akan menjelaskan di mulai dengan bab I pendahuluan, meliputi latar
belakang, bab II pembahasan, meliputi definisi orang tua, fungsi orang tua
dalam keluarga, definisi pendidikan akhlak, definisi keluarga, proses
pendidikan dalam keluarga. Bab III penutup meliputi kesimpulan, saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
AKHLAK ANAK PADA KELUARGA
A. Definisi Orang Tua
Orang Tua adalah komponen keluarga yang
terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil
dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga,
orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak karena itu, dari merekalah
mula-mula menerima pendidikan. Jelas bahwa bentuk pertama dari pendidikan
adalah terdapat dalam kehidupan keluarga karena pada umumnya pendidikan dalam keluarga
merupakan pendidikan secara kodrati sehingga
ada pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi atau timbal balik antara orang
tua dan anak. Orang tua memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
anak-anaknya dalam keluarga.
Setiap orang mempunyai bermacam-macam peranan
dalam hidupnya antara lain peranan sebagai orang tua mempunyai tiga peranan terhadap
anak diantaranya :
1.
Merawat fisik anak, agar anak tumbuh berkembang
dan sehat
2. Proses
sosialisasi, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (Keluarga,
masyarakat dan kebudayaan)
3. Kesejahtreaan
fisiologis dan emosional dari anak[1]
Keluarga merupakan suatu sistem dinamis
dari interaksi anggota dengan kebutuhannya masing-masing. Dan masalah yang di
rasakan oleh adalah seorang anggota keluarga akan mempunyai dampak terhadap kesaluruhan
sistem tersabut.
Dalam keluarga sebagai sistem dinamis,
maka anggota keluarga akan saling berinteraksi mempengaruhi antar satu sama
lainnya. Tidak hanya orang tua yang mrepunyai pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan
anak, akan tetapi sebaliknya, orang tuapun akan di pengaruhi olah sifat, sikap
dan perilaku anak.
1.
Ciri-ciri orang tua
a.
Usia
b.
Pendidikan
c.
Taraf spsial, akonomi
d.
Kepribadian dsb.
Jelas bahwa pengaruh orang tua sangat besar
terhadap anak-anaknya terutama dari segi pendidikan, karena pendidikan merupakan
faktor utama yang harus di miliki orang tua, terutama dalam pendidikan agama.
Untuk itu orang tua harus melatih dan mengajar anak-anaknya berbagi keterampilan
dan ilmu pengetahuan yang di milikinya dengan cara, pada mulanya meniru dan
mengalaminya dengan cara berangsur-angsur serta dengan cara latihan-latihan.
B. Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga
Keluarga dapat pula dikatakan sebagai
suatu masyarakat yang memiliki skope yang kecil karena didalam keluarga yang terdiri
ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya, yang rnemiliki watak, tingkah laku yang berbeda-beda,
sehingga menjadi suatu gambaran yang dapat dilihat dan dialami oleh anggota keluarga
apabila telah terjun didalam masyarakat yang lebih luas lagi.
Didalam keluarga anak pertama kali belajar
dan mengenali watak manusia satu persatu sehingga nantinya kita dengan mudah beradaptasi
dengan masyarakat. Adapun fungsi oragtua dalam keluarga, sebagaimana dijelaskan
Nur Uhbiyati :
a.
Memahami Aspek Paedagogis
Dalam
aspek ini "Manusia sebagai educadum"[2]
yakni makhluk yang memerlukan pendidikan yang mempunyai potensi yang dimilikinya
mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan dengan kemampuan
yang dimilikinya.
b.
Memahami Aspek Sosial dan Kultural
Pada
prinsipnya manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemauan dasar untuk hidup
dimasyarakat yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbale balik dan
saling pengaruh dan mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
C. Definisi Pendidikan Akhlak
Menurut susunan kalimatnya "pendidikan
akhlaq” terdiri dari dua kata yang berbeda artinya, yakni penidikan dan akhlaq.
Agar memiliki satu kesatuan pengertian yang akurat.
1. Pendidikan
Para ahli mendefinisikan pendidikan
dengan banyak perbedaan, antara lain:
a. Langeveld,
mendidik adalah mempegaruhi anak dalam usaha dalam membimbingnya supaya menjadi
dewasa usaha membimbing adalah yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja
b. Hoogueld,
mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap dalam menyelengarakan tugas
hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
c. Ki
Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
d. GBHN,
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadaian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Sedangkan Ahmad D. Marimba, menjelaskan
"pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama".
"Pendidikan adalah pimpinan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhan
(jasmani dan rohani) agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat".
Adapun unsur-unsur kependidikan diantaran :
a. Usaha
(kegiatan), usaha tersebut bersifat bimbingan (pembinaan atau pertolongan) yang di lakukan secara sadar.
b. Ada
pendidik, atau pembimbing atau penolong.
c. Ada
yang di didik atau terdidik.
d. Bimbingan
mempunyai dasar dan tujuan.
e. Dalam
usaha itu tentu ada alat-a1at yang di gunakan.
2. Akhlak
Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber
dari dorongan jiwa, yang melahirkan perbuatan manusia yang bersumber dari kekuatan
batin yang di miliki oleh setiap manusia, seperti :
a.
Tabiat (pembawaan)
b.
Akal pikiran
c.
Hati nurani
Jadi pendidikan akhlak adalah segala perbuatan
dan tingkah laku yang baik dan di ridhoi oleh Allah dan pemahaman terhadap
akhlak berarti bahwa segala sesuatu yang sudah jelas baiknya dan pentingnya di
miliki oleh setiap orang.
D. Definisi Keluarg
Membahas tentang pendidikan keluarga (pendidikan
informal) maka sudah pasti ayah ibu menjadi keluarga inti yang bertanggung
jawab pendidikannya Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati
dalam bukunya mengatakan "bahwa keluarga adalah suatu bentuk masyarakat kecil
yang terdiri dari beberapa individu yang terkait oleh suatu keturunan, yakni kesatuan
antara ayah, ibu dan anak yang mempunyai kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan
masyarakat[3].Keluarga sebagai salah satu dari
lingkungan yang paling berpengaruh atas jiwa anak, sehingga dalam keluarga
inilah anak pertama kali mendapat bimbingan dan didikan.
E. Proses Pendidikan dalam Keluarga
Dengan kebijakan tanpa batas umur dan
batas waktu untuk belajar (sekolah), maka mendorong supaya setiap pribadi subjek
yang bertanggung jawab atas pendidjkan diri sendiri menyadaari bahwa :
1. Proses
waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan hingga manusia meninggal, masa ini berarti pula
memberikan tanggung jawab paedagogis-psikologis kepada orang tua, lebih-lebih
ibu yang mengandung untuk membina kandungannya secara fisik psikio-fisis yang
ideal.
2. Bahwa
untuk belajar, tiada batas waktu, artinya tidak ada istilah
"terlambat" atau "terlalu dini" untuk belajar ini berarti
pula tidak ada konsep bahwa "terlalu tua" untuk belajar.
3. Belajar
untuk mendidik diri sendiri adalah alamiah sebagai bagian integral atau merupakan
totalitas kehidupan.
Proses ini terjadi sepanjang kehidupan
manusia karena pendidikan adalah kegiatan sepanjang hayat dilakukan saat
seseorang menduduki bangku sekolah, namun sejak ia dilahirkan hingga ia
menghadap Allah SWT. Dalam hal ini keluarga sebagai lingkungan pertama bagi
anak-anaknya yang memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan proses
pendidikan agar terwujud seorang pemimpin yang handal.
Keluarga memiliki tanggungjawab besar
dalam mencetak anak-anaknya melakukan pembinaan, kepribadian, meletalkan
penguasa dasar-dasar islam melalui pengajaran dan pengalaman hidup sehari-hari
dan dipengaruh oleh sumber belajar yang ada dikeluarga, utamanya orangtua,
keluarga adalah institusi pertama yang menjadi peletak pondasi kepribadian
anak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya ialah :
1. Peranan
orangtua dalam pendidikan akhlak anak terhadap keluarga memegang peranan penting
dan sangat berpengamh terhadap pendidikan akhlak anak dalam keluarga, karena orangtua
merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Secara garis besar peran orang
tua mempunyai tiga peran diantaranya adalah :
a.
Merawat fisik anak
b.
Proses sosialisasi anak
c.
Kesejahteraan fisiologis dan emosional
anak
Sebagaimana
hasil penelitian yang menunjukan nilai sebesar = 0,574. Nilai tersebut berada
diatas tarap interval kepercayaan 95% sebesar 0,330.
2. Hasil
penelitian bahwa anak atau siswa memiliki akhlak yang baik, semua ini bisa
dilihat dari jawaban angket, misalnya anak selalu melaksanakan shalat, mengaji,
berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah dan tidak menolak perintah
orang tua,
3. Hubungan
antar orang tua dengan anak sangat erta tapi semua itu tergantung kepada kebutuhan
dan komunikasi antara keluarga.
ijin copas bang
ReplyDeleteSama-sama semoga bermanfaat...
ReplyDelete