Friday, 6 November 2015

contoh soal UKG bahasa Indonesia untuk SMP/MTS

contoh soal UKG bahasa Indonesia untuk SMP/MTS


Uji Kompetensi Guru disingkat UKG adalah sebuah kegiatan Ujian untuk mengukur kompetensi dasar tentang bidang studi (subject matter) dan pedagogik dalam domain content Guru. Kompetensi dasar bidang studi yang diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik) dan sesuai dengan kualifikasi akademik guru (bagi guru yang belum bersertifikat pendidik). Kompetensi pedagogik yang diujikan adalah integrasi konsep pedagogik ke dalam proses pembelajaran bidang studi tersebut dalam kelas.

Latar Belakang

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan dalam penguasaan kompetensi yang disyaratkan. Untuk mengetahui kondisi penguasaan kompetensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru. Uji kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta penguasaan kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output UKG difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional.
UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun bukan PNS. Pelaksanaan UKG melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme pelaksanaan UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap tentang mekanisme pelaksanaan UKG. 
berikut  contoh soal UKG untuk guru mapel bahasa Indonesia SMP/MTS Beserta kunci dan pembahasannya. download disini

semoga bermanfaat.

Saturday, 3 October 2015

CARA MENGATUR MARGIN KERTAS DI MS. WORD UNTUK PEMBUATAN MAKALAH

Mengatur Ukuran Margin, Kertas, Font Makalah Dengan Benar

Dalam pembuatan makalah haruslah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Karena makalah adalah karya tulis yang bentuknya formal. Oleh karena itu kita harus membuatnya sesuai aturan-aturan yang berlaku dalam karya tulisa ilmiah. Dalam beberapa kasus ternyata masih banyak yang bingung bagaimana cara mengatur ukuran kertas, spasi, huruf dan margin pada mikrosof word dengan benar terutama pada mahasiswa atau siswa baru yang pertama kali membuat makalah. Dan kebetulan pada kali ini saya akan membahas cara mengatur ukuran margin, kertas, font makalah dengan benarSilahkan baca terus tulisan ini untuk tatacara mengaturnya sampai selesai.
Sebelum kita lanjut ke cara mengatur ukuran margin, kertas, font makalah alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat makalah yang baik dan benar. Ternyata ada beberapa struktur atau elemen-elemen penting yang harus kita perhatikan yaitu sebagai berikut.

Elemen dasar sebuah makalah:
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I   : Pendahuluan
5. Bab II  : Isi
6. Bab II  : Penutup
7. Daftar Pustaka

Setelah memperhatikan elemen-elemen penting diatas yang menjadi bagian-bagian dari sebuah makalah sekarang barulah kita akan lanjut ke cara mengatur ukuran margin, kertas yang digunakan, ukuran font, tulisan yang digunakan serta spasi.

Mengatur Ukuran Margin, Kertas, Font Makalah Dengan Benar:

1. Mengatur margin, untuk mengatur margin dari sebuah makalah bisa menggunakan format 4 4 3 3 dengan satuan cm. Berhubungan satuan defaultnya adalah inci maka anda harus mengubahnya dulu ke bentuk cm dengan cara :  Klik Star -> Office Button -> Words Option -> Advanced -> Display -> Ok.




Setelah mengubah satuan ke cm sekarang baru mengatur ukuran margin : klik Page Layout -> pilih Margin -> Custom MarginsSetelah itu atur margin dengan ketentuan :Top = 4, Left = 4, Botton = 3, Right = 3. Lalu klik Ok.
2. Sekarang mengatur ukuran kertas. Kertas yang digunakan adalah A4, untuk cara mengubahnya : klik Page layout -> Size -> A4.
3. Mengatur font (tulisan). Jenis tulisan yang digunakan adalah Times New Roman,dengan ukuran font 12Bisa dengan mudah mengaturnya melalui tab Home.
4. Mengatur spasi. Spasi yang digunakan adalah 1.5. Untuk mengaturnya pada tab Home lihat bagian Paragraph klik Line Spacing. Sperti contoh gambar dibawah ini.



Sekarang silahkan memulai ketik makalah anda. Jika sebelumnya makalah anda sudah ada dan ingin mengatur ukuran margin, kertas dan font cukup edit dengan cara blok semua tulisan yang ada dan lakukan perintah diatas. Dengan mengatur ukuran margin, kertas, font dan spasi berarti makalah anda sudah memenuhi kriteria aturan dalam penulisan karya ilmiah. 

Demikianlah artikel mengenai cara mengatur ukuran kertas, font, dan margin makalah pada mikrosof word dengan baik dan benar. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa baru maupun yang lama. Sekian, terima kasih.

Monday, 28 September 2015

MAKALAH PENGARUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK PADA KELUARGA

   BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Manusia pada dasamya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya. Manusia diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah SWT.
Al-Qur’an menerangkan bahwa manusia berasal tanah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum. Perbedaan pendapat tentang apakah Adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Qur’an cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.



B.     Sistematika Penulisan
Pada makalah ini akan menjelaskan di mulai dengan bab I pendahuluan, meliputi latar belakang, bab II pembahasan, meliputi definisi orang tua, fungsi orang tua dalam keluarga, definisi pendidikan akhlak, definisi keluarga, proses pendidikan dalam keluarga. Bab III penutup meliputi kesimpulan, saran-saran.


BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK PADA KELUARGA

A.    Definisi Orang Tua
Orang Tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu  dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga, orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak karena itu, dari merekalah mula-mula menerima pendidikan. Jelas bahwa bentuk pertama dari pendidikan adalah terdapat dalam kehidupan keluarga karena pada umumnya pendidikan dalam keluarga merupakan   pendidikan secara kodrati sehingga ada pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi atau timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya dalam keluarga.
Setiap orang mempunyai bermacam-macam peranan dalam hidupnya antara lain peranan sebagai orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak diantaranya :
1.      Merawat fisik anak, agar anak tumbuh berkembang dan sehat
2.      Proses sosialisasi, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya (Keluarga, masyarakat dan kebudayaan)
3.      Kesejahtreaan fisiologis dan emosional dari anak[1]
Keluarga merupakan suatu sistem dinamis dari interaksi anggota dengan kebutuhannya masing-masing. Dan masalah yang di rasakan oleh adalah seorang anggota keluarga akan mempunyai dampak terhadap kesaluruhan sistem tersabut.
Dalam keluarga sebagai sistem dinamis, maka anggota keluarga akan saling berinteraksi mempengaruhi antar satu sama lainnya. Tidak hanya orang tua yang mrepunyai pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan anak, akan tetapi sebaliknya, orang tuapun akan di pengaruhi olah sifat, sikap dan perilaku anak.
1.      Ciri-ciri orang tua
a.       Usia
b.      Pendidikan
c.       Taraf spsial, akonomi
d.      Kepribadian dsb. 

Jelas bahwa pengaruh orang tua sangat besar terhadap anak-anaknya terutama dari segi pendidikan, karena pendidikan merupakan faktor utama yang harus di miliki orang tua, terutama dalam pendidikan agama. Untuk itu orang tua harus melatih dan mengajar anak-anaknya berbagi keterampilan dan ilmu pengetahuan yang di milikinya dengan cara, pada mulanya meniru dan mengalaminya dengan cara berangsur-angsur serta dengan cara latihan-latihan.

B.     Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga
Keluarga dapat pula dikatakan sebagai suatu masyarakat yang memiliki skope yang kecil karena didalam keluarga yang terdiri ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya, yang rnemiliki watak, tingkah laku yang berbeda-beda, sehingga menjadi suatu gambaran yang dapat dilihat dan dialami oleh anggota keluarga apabila telah terjun didalam masyarakat yang lebih luas lagi.
Didalam keluarga anak pertama kali belajar dan mengenali watak manusia satu persatu sehingga nantinya kita dengan mudah beradaptasi dengan masyarakat. Adapun fungsi oragtua dalam keluarga, sebagaimana dijelaskan Nur Uhbiyati :
a.       Memahami Aspek Paedagogis
Dalam aspek ini "Manusia sebagai educadum"[2] yakni makhluk yang memerlukan pendidikan yang mempunyai potensi yang dimilikinya mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan dengan kemampuan yang dimilikinya.

b.      Memahami Aspek Sosial dan Kultural
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemauan dasar untuk hidup dimasyarakat yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbale balik dan saling pengaruh dan mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

C.    Definisi Pendidikan Akhlak
Menurut susunan kalimatnya "pendidikan akhlaq” terdiri dari dua kata yang berbeda artinya, yakni penidikan dan akhlaq. Agar memiliki satu kesatuan pengertian yang akurat.
1.      Pendidikan
Para ahli mendefinisikan pendidikan dengan banyak perbedaan, antara lain:
a.       Langeveld, mendidik adalah mempegaruhi anak dalam usaha dalam membimbingnya supaya menjadi dewasa usaha membimbing adalah yang didasari dan dilaksanakan dengan sengaja
b.      Hoogueld, mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap dalam menyelengarakan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.
c.       Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
d.      GBHN, Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadaian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Sedangkan Ahmad D. Marimba, menjelaskan "pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama".
"Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhan (jasmani dan rohani) agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat".
  Adapun unsur-unsur kependidikan diantaran :
a.       Usaha (kegiatan), usaha tersebut bersifat bimbingan (pembinaan atau pertolongan)  yang di lakukan secara sadar.
b.      Ada pendidik, atau pembimbing atau penolong.
c.       Ada yang di didik atau terdidik.
d.      Bimbingan mempunyai dasar dan tujuan.
e.       Dalam usaha itu tentu ada alat-a1at yang di gunakan.

2.      Akhlak
Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwa, yang melahirkan perbuatan manusia yang bersumber dari kekuatan batin yang di miliki oleh setiap manusia, seperti :
a.       Tabiat (pembawaan)
b.      Akal pikiran
c.       Hati nurani
Jadi pendidikan akhlak adalah segala perbuatan dan tingkah laku yang baik dan di ridhoi oleh Allah dan pemahaman terhadap akhlak berarti bahwa segala sesuatu yang sudah jelas baiknya dan pentingnya di miliki oleh setiap orang.

D.    Definisi Keluarg
Membahas tentang pendidikan keluarga (pendidikan informal) maka sudah pasti ayah ibu menjadi keluarga inti yang bertanggung jawab pendidikannya Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati dalam bukunya mengatakan "bahwa keluarga adalah suatu bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terkait oleh suatu keturunan, yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang mempunyai kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat[3].Keluarga sebagai salah satu dari lingkungan yang paling berpengaruh atas jiwa anak, sehingga dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapat bimbingan dan didikan.

E.     Proses Pendidikan dalam Keluarga
Dengan kebijakan tanpa batas umur dan batas waktu untuk belajar (sekolah), maka mendorong supaya setiap pribadi subjek yang bertanggung jawab atas pendidjkan diri sendiri menyadaari bahwa :
1.      Proses waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan hingga   manusia meninggal, masa ini berarti pula memberikan tanggung jawab paedagogis-psikologis kepada orang tua, lebih-lebih ibu yang mengandung untuk membina kandungannya secara fisik psikio-fisis yang ideal.
2.      Bahwa untuk belajar, tiada batas waktu, artinya tidak ada istilah "terlambat" atau "terlalu dini" untuk belajar ini berarti pula tidak ada konsep bahwa "terlalu tua" untuk belajar.
3.      Belajar untuk mendidik diri sendiri adalah alamiah sebagai bagian integral atau merupakan totalitas kehidupan.

Proses ini terjadi sepanjang kehidupan manusia karena pendidikan adalah kegiatan sepanjang hayat dilakukan saat seseorang menduduki bangku sekolah, namun sejak ia dilahirkan hingga ia menghadap Allah SWT. Dalam hal ini keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak-anaknya yang memiliki peran yang sangat penting untuk melakukan proses pendidikan agar terwujud seorang pemimpin yang handal.
Keluarga memiliki tanggungjawab besar dalam mencetak anak-anaknya melakukan pembinaan, kepribadian, meletalkan penguasa dasar-dasar islam melalui pengajaran dan pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruh oleh sumber belajar yang ada dikeluarga, utamanya orangtua, keluarga adalah institusi pertama yang menjadi peletak pondasi kepribadian anak.


BAB III
PENUTUP


A.        Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya ialah :
1.      Peranan orangtua dalam pendidikan akhlak anak terhadap keluarga memegang peranan penting dan sangat berpengamh terhadap pendidikan akhlak anak dalam keluarga, karena orangtua merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Secara garis besar peran orang tua mempunyai tiga peran diantaranya adalah :
a.       Merawat fisik anak
b.      Proses sosialisasi anak
c.       Kesejahteraan fisiologis dan emosional anak
Sebagaimana hasil penelitian yang menunjukan nilai sebesar = 0,574. Nilai tersebut berada diatas tarap interval kepercayaan 95% sebesar 0,330.
2.      Hasil penelitian bahwa anak atau siswa memiliki akhlak yang baik, semua ini bisa dilihat dari jawaban angket, misalnya anak selalu melaksanakan shalat, mengaji, berpamitan kepada orangtua sebelum berangkat sekolah dan tidak menolak perintah orang tua,
3.      Hubungan antar orang tua dengan anak sangat erta tapi semua itu tergantung kepada kebutuhan dan komunikasi antara keluarga.





[1] Lubis Salam, Menuju keluarga sakinah, Mawadah dan Warohmah, Terbit Terang, Surabaya, hlm. 76
[2] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka Setia, 1998
[3]Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, Cat. II, Hlm 177

Sunday, 27 September 2015

CONTOH SURAT KETERANGAN KEMATIAN

 


SURAT KETERANGAN KEMATIAN SUAMI/ISTRI

Nomor : …………………………………………
                     
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama                                   : …………………………………..
Binti                                     : …………………………………..   
Tempat /Tanggal Lahir          : …………………………………..
Kewarganegaraan                : …………………………………..
Agama                                 : …………………………………..
Pekerjaan                             : …………………………………..
Alamat                                 : …………………………………..
                                               …………………………………..
Telah meninggal dunia pada tanggal : …………….
Di                                                        : ……………………………….....

Nama                                  : …………………………………..
Binti                                    : …………………………………..   
Tempat /Tanggal Lahir         : …………………………………..
Kewarganegaraan               : …………………………………..
Agama                                : …………………………………..
Pekerjaan                            : …………………………………..
Alamat                                : …………………………………..
                                               …………………………………..
Adalah suami orang yang telah meninggal diatas.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan dapat dipergunakan seperlunya.



……………………………

Kepala Desa ………………




………………………………





MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN


A.     PENDAHULUAN
1.      Latar Bekalang Masalah
Jika kita menanggapi pertanyaan tentang landasan pendidikan yang terbesit dalam benak kita adalah mungkin jawaban yang tidak sederhana namun dikalangan pakar pendidikan, masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat berarti, karena itu berbagai pendapat tentang pendidikan bermunculan.
Landasan pendidikan mempunyai arti seperangkat asumsi yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan

B.     PEMBAHASAN
LANDASAN PENDIDIKAN
1.      PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN
Menurut sifat wujudnya di bedakan adanya dua jenis landasan yaitu : (1) Landasan yang bersifat material (2) Landasan yang bersifat konseptual  contoh landasan yang bersifat material : landasan pacu pesawat terbang , pondasi  bangunan gedung, dan sebaginya adapun contoh yang bersipat konseptual : Dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ; landasan Pendidikan dan Sebaginnya.
Landasan pendidikan tergolong kedalam jenis landasan yang bersipat Konseptual : Landasan  yang bersipat konseptual pada dasarnya identik dengan asumsi. Di dalam Encarta Dictionory Tools (2003) di jelaskan , bahwa asumsi adalah sesuatu yang di jadikan titik tolak : sesuatu yang di yakini benar tanpa pembuktian sesuatu yang di yakini benar tanpa pembuktian tersebut dapat berupa ide atau gagasan, kepercayaan (misal : Kepercayaan akan kebenaran suatu ajaran agama), hukum atau aturan. Adapun sesuatu yang di yakini benar tanpa pembuktian tersebut di jadikan orang sebagai tolak dalam rangka berfikir (melakukan suatu studi) dan atau dalam rangka bertindak  (melakukan suatu peraktek). Dengan demikian dapat di pahami bahwa asumsi adalah suatu yang sudah dianggap benar tanpa perlu pembuktian lagi.
Studi Pendidikan dan Praktek Pendidikan .  
Studi Pendidikan dan Praktek Pendidikan merupakan dua bentuk kebiasaan yang berbeda, tetapi kedua bentuk kegiatan tersebut hakikatnya mesti terdapat dalam hal pendidikan. Studi Pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk memahami system konsep pendidikan contoh : mahasiswa jurusan tarbiyah sedang membaca modul landasan Pendidikan, sekelompok guru Madrasah Ibtidaiyah sedang mengikuti seminar dengan Tema “Peningkatan Kualitas Pendidikan dalam Menyongsong Era Globalisasi”, dan sebaginnya sedang kan Praktek Pendidikan adalah kegiatan bersama yang dilakukan pendidik dan peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang di harapakan contoh : ibu Ina sedang melatih para siswanya agar dapat memecahkan soal-soal Matematika, Pak Hilmy sedang membimbing Santrinya belajar membaca Al-Qur’an dan sebaginnya.
Berkenaan dengan bentuk kegiatan studi dan praktek pendidikan ini Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa : Meskipun antara praktek pendidikan dan studi pendidikan terdapat hubungan komplementer atau hubungan saling melengkapi (Odang Muchtar, 1991 : 12)

Landasan Pendidikan
Bahwa dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan melalui studi pendidikan kita akan memeperoleh pemahaman tentang berbagai asumsi yang dapat di jadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan selain itu, berbagai asumsi sebagai hasil studi pendidikan tersebut juga dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan lebih lanjut.

2.      JEIS-JENIS LANDASAN PENDIDIKAN 
Asumsi yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan sesungguhnya berasal dari berbagai sumber. Asumsi-asumsi yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan itu dapat bersumber dari agama, Filsafat, Ilmu dan Hukum atau Yuridis berdasarkan sumbernya jenis landasan pendidikan dapat di identikfikasi dan di kelompokan menjadi empat jenis yaitu :
1)    Landasan Religius Pendidikan
2)    Landasan Filosofis Pendidikan
3)    Landasan Ilmiah Pendidikan
4)    Landasan Hukum /Landasan Yuridis Pendidikan

Landasan Rligius Pendidikan
landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan contoh : “Carilah Ilmu sejak dari buaian hingga masuk liang lahat (hingga meninggal dunia) : menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim” (Al-Hadits). Bertitik tolak pada hadits tadi maka bagi setiap muslim bahawa belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu kewajiban.

Landasan Filosofis Pendidikan
 Landasan Filosofis Pendidikan  adalah asumsi-asumi yang bersumber dari Filsafat yang menjadi titik tolak Pendidikan.

Landasan Ilmiah Pendidikan
Landasan Ilmiah Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari di siplin ilmu tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.

Landasan Hukum/Landasan Yuridis Pendidikan
Landasan Hukum/Landasan Yuridis Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku



C.     KESIMPULAN

1.      Pengertian  Landasan Pendidikan
Landasan Pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tokal dalam pendidikan
2.      Jenis landasarn Pendidikan  di definisikan dan di kelompokan menjadi empat jenis Yaitu :
1)     Landasan religious Pendidikan
2)     Landasan Filosofis Pendidikan
3)     Landasan Ilm,iah Pndidikan
4)     Landasan Hukum/Landasan Yuridis  Pendidikan



DAFTAR PUSTAKA

1.    Drs. Tatang Syarifudin, M.Pd. landasan Pendidikan : Direktur Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia